Qona’ah: Merasa Cukup Atas Apa yang Ada


Banyak orang yang merasa kekurangan meski penghasilannya besar karena dia tidak qona’ah. Tidak merasa cukup atas apa yang ada. Boros. Besar pasak daripada tiang. Hidup melebihi kemampuannya.

Pengalaman pribadi saat masukin anak sekolah, saat dimintai Rp 9,5 juta buat uang gedung seragam segala macam, wah pusing juga. Harus ngutang ini. Tapi alhamdulillah dgn ikhtiar cari sekolah yg sesuai kemampuan, dapat juga di mana bayar cukup rp 3,8 juta. Berlebih. Tenang.

Punya uang rp 10 ribu, kalau qona’ah itu sudah cukup. Bisa beli nasi kuning plus telor. Tapi jika tidak qona’ah alias boros, rp 100 ribu juga tidak cukup. Nggak bisa makan di restoran mahal ini.

Jadi qona’ah itu penting. Syukuri apa yang ada. Jangan boros sebab pemboros itu saudaranya setan. Orang2 boros itu bisa marah2 laksana setan karena selalu merasa kekurangan uang. Bisa jadi maling, rampok, atau koruptor.

Firman-Nya, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (Q.S. Ibrahim [14] : 7).

Cara mensyukuri nikmat Allah adalah dengan berterima kasih kepada manusia yang menjadi perantara sampainya nikmat Allah kepada kita. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah (HR. Tirmidzi no.2081, ia berkata: Hadits ini hasan shahih)

Berterimakasihlah pada manusia yang telah menolongnya meski bantuan itu cuma sebesar debu. Hormati dia.

Qanaah itu adalah harta yang tak akan hilang dan simpanan yang tidak akan lenyap. (HR. Thabarani dari Jabir).

Agar bisa qana’ah, hendaknya kita tidak menganggap harta-benda dan segala yang ada di dunia ini sebagai segalanya.

Dunia ini dibanding akhirat tiada lain hanyalah seperti jika seseorang diantara kalian mencelupkan jarinya ke lautan, maka hendaklah dia melihat air yang menempel di jarinya setelah dia menariknya kembali. (Diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros (Mubadzir). Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. [Al Israa’17:26-27)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: