Pelatihan Fashdu (Totok Darah) dan Key di Jakarta oleh LKP ELPIKHI pada tanggal 21 Juli 2018 di Mess SDM Kementrian Pertanian, Jakarta Selatan. Pelatihan dilakukan oleh Suhu Sofyan Fauzi. Pelatihan ini diorganisir oleh Ustad Rochmani Siddiq dan Ibu Nuryati
Sama dengan bekam, Fashdu ini juga untuk mengeluarkan darah. Bedanya jika bekam mengambil darah di permukaan kulit yang dangkal, Fashdu ini justru mengambil darah dari pembuluh darah vena yang menonjol di permukaan kulit. Bahkan pembuluh arteri pun jika menonjol di kulit bisa difashdu oleh ahlinya.
Meski demikian, Fashdu ini lebih beresiko daripada bekam. Karena langsung ke pembuluh darah, maka darah bisa mengalir tanpa henti. Apalagi jika pakai pisau dan ternyata pembuluh arteri ikut kena atau potongannya membujur. Pernah kejadian seperti itu, Ustad Sofyan segera mengikat pasiennya dan kemudian membawanya ke bidan untuk dijahit. Sejak itu Ustad Sofyan memakai jarum suntik ukuran 18G (mis: Terumo) sehingga begitu jarum dicabut, pendarahan pun langsung berhenti. Tentu lebih sakit dari pakai pisau karena jarum menempel terus-menerus seperti saat donor darah.
Selain itu diadakan juga demonstrasi Al Key di mana bagian tubuh pasien dengan kulit ari tebal (misalnya telapak kaki bagian belakang) ditempel dengan besi panas secara menyilang (x) dengan suhu 600 derajad celsius. Lama tempelan sekitar 1 detik. Lumayan ada bau sangit terbakar. Cuma pasien yang dikey tidak merasa kepanasan. Cuma berasa hangat saja. Tubuh yang dingin pun langsung panas berkeringat.
Key ini tidak cocok untuk penderita darah tinggi / jantung. Dari pengamatan saya, Key ini cuma bisa dikenakan untuk kulit yang mati dengan ketebalan yang cukup. Atau bagian tubuh yang sudah membusuk di mana pasien sudah merasa kebal / kebas. Buat kulit yang masih merasa sakit, pasien akan kepanasan.
Filed under: Kesehatan Islami | Tagged: Fashdu, Key, Totok Darah |
Tinggalkan Balasan