Pagi-pagi jam 5:30 berangkat pergi ke Ancol pada hari Minggu. Sampai di sana pukul 6 pagi. Tiket mobil Rp 20.000 dan setiap orang di atas 2 tahun Rp 13.000. Kalau sudah di atas jam 9 mungkin tarifnya sudah Rp 25.000/orang. Total Rp 116.000. Lumayan juga.
Di sana keliling-keliling dulu lihat Pelabuhan Marina tempat Speed Boat dan Kapal Pesiar orang2 kaya diparkir. Kemudian pergi ke danau buatan. Tak seperti dulu, sekarang anak2 tidak bisa berenang lagi di situ. Di sana cuma ada track jogging dan ayunan. Danau buatannya jadi tempat bermain ski air.
Setelah anak-anak seperti Yusuf, Irfan, Hana, dan keponakan Salman puas bermain ayunan, segera keliling lagi melihat-lihat pantai hingga melewati kuburan Belanda. Posisi kuburan yang dulu di sebelah kanan jalan, sekarang ada di sebelah kiri. Sirkit Balap Ancol kelihatannya sudah tidak ada. Di ujung jalan, ada Mal Ancol. Untuk putar balik, harus melewati parkiran Mal Ancol tsb.
Setelah itu baru mencari pantai yang sepi. Di pinggir pantai, Yusuf dan Irfan berbaring-baring di sana sambil bermain-main pasir pantai. Cukup lama di situ hingga sampai jam 9 pagi.
Di pantai tersebut, ada cukup banyak marinir dengan perahu-perahu karet sedang berlatih.
Menurut informasi, di Ancol itu pagi2 hingga jam 8 ada Pasar Ikan di mana nelayan menjual hasil laut seperti ikan, udang, dsb dengan harga yang murah. Cuma pembeli harus bawa cooling box agar bisa membawanya.
Ancol di pagi hari.
Filed under: Hana Hanifah, Muhammad Irfan, Perjalanan, Yusuf Abdulghoni |
Tinggalkan Balasan