Pengalaman Membekam Warga Negara Arab


Hari Sabtu 24 Maret 2012, kebetulan saya membekam seorang warga negara Arab, Mr. Mahmoud. Terpaksa kami bercakap-cakap dalam bahasa Arab campur Inggris jika ada istilah medis yang agak sukar. Soalnya bahasa Arab saya berkisar Al Qur’an saja.

Mr. Mahmoud ini biasa dibekam pakai pisau dari umur 18 tahun hingga sekarang (60 tahun). Pembekamnya pun tidak tanggung-tanggung. Dari Madinah tempat beliau tinggal. Kota yang merupakan tempat tinggal Nabi setelah hijrah dari Mekkah.

Saya pribadi sebelumnya memang biasa dibekam baik dengan jarum bekam mau pun dengan pisau. Alhamdulillah efek keduanya saya rasakan sama. Jika memang kondisi bagus, setelah dibekam baik dengan jarum atau pun pisau badan terasa enteng dan segar dan pandangan pun jadi tajam. Namun jika kondisi kurang bagus, tidak berasa apa-apa. Cuma memang dibekam dengan pisau, efek perihnya tetap berasa keesokan harinya saat mandi pagi.

Mr. Mahmoud karena berasa pusing akibat darah tinggi minta dibekam di kepala. Di titik Ummu Mughits dan Qomahduwah. Pertama ragu juga jikalau hasilnya tidak sebagus saat beliau dibekam dengan pisau. Namun ternyata usai dibekam beliau cukup puas.

Bahkan karena akan kembali ke Arab, bukan saja memesan gelas bekam, tapi juga pen bekam berikut jarumnya. Mungkin karena beliau merasa lebih nyaman.

3 Tanggapan

  1. mau tanya pak, klo dibekam itu minimal umur berapa tahun yah?
    terus sakit gak pak waktu di beleknya pake pisau atau jarum?
    makasih pak….
    :)

  2. Kalau menurut teori itu 5 tahun.
    Tapi saya lihat ada pula pembekam yg membekam bayi umur 1-2 tahun.
    Saya pribadi pernah membekam anak saya waktu umurnya 6 tahun.
    Bekam itu paling cuma seperti digigit semut.
    Bekam pisau lebih perih daripada bekam jarum. Ini pengalaman saya.
    http://bekamasysyifaholistik.wordpress.com/2011/04/04/apakah-bekam-itu-sakit

  3. saya ingin sekali tulisan -tulisan dari bapak dapat bapak kirimkan ke email saya ,saya suka tulisan dari bapak terima kasih wasalam.

Tinggalkan komentar