Mertua Abah Dudung


Yang saya ingat dari almarhum Abah (H. Abdul Razaq yang biasa dikenal dengan Haji Dudung) adalah saat ada tamu, beliau selalu menyambutnya di kursi tamu meski beliau lumpuh dan sudah tua (beliau meninggal hari Jum’at 2 Juli 2010 pada usia 77 tahun).

Beliau juga shalat selalu di awal waktu. Meski lumpuh, penglihatan kurang karena katarak, dan pendengaran juga kurang, namun beliau selalu bertanya apakah sudah adzan apa belum. “Sudah Ashar apa belum ya?”, tanya beliau. Jika dijawab sudah, maka beliau segera berwudhu dan shalat.

Ini membuat kita yang masih muda dan sehat malu jika tidak dapat shalat di awal waktu.

Kadang beliau cerita soal pabrik sepatu yang pernah beliau bangun. Di zaman Soekarno, para tentara sepatunya harus dibuat oleh pengusaha sepatu dalam negeri. Akibatnya industri sepatu rakyat di sepanjang Kali Ciliwung betul-betul hidup. Bayangkan jika ada 400 ribu tentara butuh 2 pasang sepatu senilai Rp 200.000, maka total setahun ada Rp 160 milyar didapat para pengusaha pribumi.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: